~~ Selamat Datang di Blog Bima Lanang. Salam Hangat Selalu Dari Kami Blogger NTB. Semoga Kita Senantiasa Dapat Selalu Tersenyum ~~

Kamis, 01 November 2012

Meningkatkan Kemampuan Berperilaku Asertif

Meningkatkan Kemampuan Berperilaku Asertif Bagi Pengawas Pendidikan.

Pertentangan dalam hubungan sosial bukan hal yang aneh, baik karena masalah pekerjaan maupun masalah pribadi. Adakalanya pertentangan tersebut segera berakhir, namun adakalanya berlarut-larut, dan semuanya terjadi karena perilaku yang ditampilkan semua pihak dalam menyikapi pertentangan tersebut.

Dalam hubungan kerja, tentu sangat diharapkan agar pertentangan yang muncul bisa segera ditangani, sehingga tujuan dari masing-masing pekerjaan bisa tercapai secara optimal. Yang menjadi masalah adalah, perilaku seperti apakah yang paling dapat diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan sehingga kedua belah pihak yag bermasalah sama-sama merasa diperlakukan adil?

 

Sebelum kita membahas materi ini lebih lanjut, kita lakukan dulu evaluasi diri untuk mengukur seberapa jauh tingkat keasertifan kita saat ini.

 

Perilaku Submisif, Agresif, dan Asertif

Dalam hubungan interpersonal, perilaku seseorang terhadap orang lain dapat dikelompokkan menjadi perilaku asertif, perilaku submisif, dan perilaku agresif.

Perilaku submisif ini cepat atau lambat akan menimbulkan rasa terancam dan tersakiti, tidak puas, depresi, penyakit fisik, serta akan mengukuhkan keberadaan perilaku agresif orang lain.

 

Perilaku submisif muncul karena didorong oleh adanya keyakinan sumbisif, yaitu keyakinan bahwa :

1. Orang lain lebih penting, lebih cerdas, atau apapun, yang semuanya lebih baik daripada saya.

2. Orang lain tidak menyukai saya karena saya tidak layak disukai

3. Pendapat saya tidak berharga dan tidak akan dihargai

4. Saya harus sempurna dalam melakukan apa pun, jika tidak, sempurnalah kegagalan saya

5. Lebih baik aman dan tak mengatakan apa pun daripada saya mengatakan apa yang saya pikirkan.

 

Perilaku agresif adalah perilaku yang self-centered (hanya mengutamakan hak, kepentingan, pendapat, kebutuhan, dan perasaan sendiri), mengabaikan hak orang lain. Orang-orang yang agresif berasumsi bahwa hanya dirinyalah yang benar, sehingga perilakunya berisi permusuhan dan kesombongan. Mereka sering menggunakan kemarahan dan bahasa tubuh yang agresif serta perilaku mengancam lain untuk menggertak, menaklukkan, dan mendominasi orang lain.

Mereka akan menggunakan bahasa yang menyakiti orang lain untuk menyimpulkan bahwa seseorang bersalah serta mempermalukannya. Sebagai contoh, saat seorang guru tidak bisa melaksanakan tugas seperti yang diharapkannya, seorang kepala sekolah berkata “Masa yang begini saja tidak bisa. Saya kan sudah bilang, kerjakan saja seperti petunjuk saya, tidak perlu cari-cari cara lain”.

 

Orang-orang yang agresif biasanya mengambil keuntungan dari orang-orang yang submisif. Dari orang-orang agresif ini pulalah munculnya chauvinisme.

Munculnya perilaku agresif didorong oleh adanya keyakinan bahwa :

 

1. Saya lebih pandai dan lebih memiliki kekuatan dibandingkan dengan orang lain.

2. Orang lain tidak bisa dipercaya mampu melaksanakan apa yang mereka katakan

3. Ini adalah dunia “jeruk makan jeruk”. Saya harus bertindak kepada orang lain daripada orang lain bertindak kepada saya.

4. Satu-satunya cara agar sesuatu terlaksana adalah menyuruh orang lain. Meminta merupakan tanda kelemahan.

5. Orang harus bertarung dengan keras (fight hard) untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan

 

Perilaku asertif adalah perilaku yang merupakan ekspresi/pernyataan dari minat, kebutuhan, pendapat, pikiran, dan perasaan, yang dilakukan secara bijaksana, adil, dan efektif, sehingga hak-hak kita bisa dipertahankan dengan tetap memperhatikan penghargaan atas kesetaraan dan hak orang lain.

 

Perilaku asertif membuat seseorang menjadi lebih percaya diri dan merasa berharga, memiliki konsep diri yang tepat, meningkatkan pengendalian diri (self-control) dalam kehidupan sehari-hari, serta memperoleh hubungan yang adil dengan orang lain. Perilaku asertif ini merupakan penangkal terhadap perilaku submisif dan perilaku agresif.

 

Munculnya perilaku asertif didorong oleh keyakinan bahwa :

 

1. Saya sederajat/setara dengan orang lain, dengan hak dasar yang sama

2. Saya bebas untuk berpikir, memilih, dan membuat keputusan untuk diri saya sendiri

3. Saya mampu untuk mencoba sesuatu, membuat kesalahan, belajar, dan mengembangkan diri.

4. Saya bertanggung jawab atas tindakan saya dan respons saya terhadap orang lain

5. Saya tidak perlu minta ijin untuk mengambil tindakan

6. Tidak masalah bila tidak setuju dengan orang lain. Persetujuan tidak selalu diperlukan dan tidak selalu tepat.

 

Artikel Lengkap Download Disini

Kompetensi Kepribadian,Pengenalan Diri

Description: Meningkatkan Kemampuan Berperilaku Asertif Rating: 4.5 Reviewer: Bima Lanang - ItemReviewed: Meningkatkan Kemampuan Berperilaku Asertif
Jadilah Blogger Yang Jujur. Cantumkan Sumber Link Berikut Jika Anda Mencopy Artikel Ini.


Artikel Terkait:

Berlangganan via email gratis (Click Subscribe, Tunggu Pop Up dan Isi Email Anda):

Posted by: Bima Lanang, Updated at: Kamis, November 01, 2012

0 komentar :

Posting Komentar

Sebagai Manusia Biasa Saya Masih Banyak Kekurangan. Untuk Itu Kritik dan Saran Yang Membangun Dari Sobat Sangat Besar Saya Harapkan. Terima Kasih Kepada Sobat Yang Telah Meluangkan Waktu Untuk Berkomentar dan Mohon Maaf Jika Komentar Yang Menggunakan Pilihan 'Anonim', Terpaksa Harus Saya Abaikan, Karena “SPAM” Tidak Hanya Melanggar Hukum Tetapi Juga “BERDOSA”

MY BEST FRIENDS