Tweet |
|
Sejalan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan ilmu pengeta- huan dan teknologi, maka paradigma pendidikan juga mengalami pergeseran, khususnya mengenai eksistensi guru di dalam interaksi belajar mengajar. Pada masa awal di mana penerbitan, media masa dan teknologi belum berkembang, kedudukan guru sangat vital, karena belum banyak informasi atau sumber |
belajar lain yang dapat dimanfaatkan oleh siswa. Guru menjadi satu-satu-nya sumber informasi/ilmu.
Dewasa ini dengan perkembangan media cetak, media elektronik serta teknologi informasi dan komunikasi sumber belajar atau sumber informasi tersedia sangat melimpah. Setiap peserta didik dapat mengakses berbagai in-formasi yang terkait dengan materi pembelajaran di sekolah dari berbnagai media yang ada dengan sangat mudah. Posisi guru pun tidak lagi menjadi sa-tu-satunya sumber belajar.
Dalam posisi demikian, maka guru harus mampu memerankan diri se-bagai fasilitator bagi siswa, khususnya dalam pemanfaatan berbagai sumber belajar baik yang tersedia di sekolah maupun di luar sekolah. Guru harus me-miliki wawasan pengetahuan yang luas, mengenal teknologi, dan kreatif me-manfaatkan situasi lingkuangan alam maupun sosial untuk dijadikan sebagai sumber belajar, disamping bahan-bahan pustaka.
Pengawas sebagai Pembina guru tentu harus lebih mumpuni dalam hal ini, baik dari segi filosofi, konsep maupun aplikasi. Oleh karena itu materi ini sengaja dirancang untuk membekali pengawas dalam melakukan supervisi akademik, khususnya tentang sumber belajar.
MEDIA PEMBELAJARAN
A. Makna Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pe-ngantar. Menurut Heinich, Molenda, dan Russel (dalam Instructional Media, 1990) diungkapkan bahwa media ”is a channel of communication. Derived from the latin word for “between”, the term refers “to anything that carries information between a source and a receiver.
Dari pendapat di atas, dapat dikembangkan beberapa pemahaman ten-tang posisi media serta peran dan kontribusinya dalam kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat). Beberapa pemahaman itu antara lain:
1) Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan atau pun pe-nyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
2) Aplikasi media pembelajaran berpijak pada kaidah ilmu komunikasi, yang antara lain “who says what in which Channels to whom in what effect”
a) Who, siapa yang menyatakan? (guru, widyaiswara, pengirim pesan).
b) What, pesan atau ide/gagasan apa yang disampaikan (dalam kegiatan pembelajaran ini berarti bahan ajar atau materi yang akan disampaikan).
c) Which Channels, dengan saluran apa, media saluran apa, media atau sarana apa, pesan itu ingin disampaikan.
d) To Whom, kepada siapa (sasaran, siswa, peserta didik)
e) What effect, dengan hasil atau dampak apa?
Dari unsur-unsur di atas, tampaknya yang menjadi target atau tujuan da-ri suatu kegiatan pembelajaran adalah dampak atau hasil yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam kajian kependidikan, istilah itu dikenal dengan “meaningful learning experience”, yaitu suatu pengalaman belajar yang bermakna sebagai hasil dari suatu kegiatan pembelajaran.
Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, guru ber-peran sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa isi/ ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-sim-bol komunikasi baik verbal (kata-kata & tulisan) maupun nonverbal. Proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Namun bagaimanakah bentuk dan wujud dari me-dia atau perantara ini, hal tersebut harus disesuaikan dengan jenis dan karak-teristik materi yang akan disampaikan serta kemampuan guru tentang penge-tahuannya mengenai media. Sebagai contoh dalam proses pembelajaran maka hal yang harus diperhatikan ketika penyampaian materi/informasi berlangsung adalah keluasan, kedalaman dari materi pelajaran, selain itu juga waktu yang diperlukan untuk mengajarkan materi tersebut, dan kondisi yang tersedia di sekolah, sehingga media menjadi efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Selain sebagai perantara dalam interaksi belajar mengajar, media pembe-lajaran memiliki peran sebagai alat bantu proses belajar mengajar yang efek-tif. Proses belajar mengajar seringkali ditandai dengan adanya unsur tujuan, bahan, metode, dan alat, serta evaluasi. Keempat unsur tersebut saling berin-teraksi dan berinterelasi. Metode dan media merupakan unsur yang tidak da-pat dipisahkan dari unsur pembelajaran yang lain. Metode dan alat, yang da-lam hal ini adalah media pembelajaran berfungsi untuk menyampaikan mate-ri pelajaran agar sampai kepada tujuan.
Media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat membantu siswa supa-ya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran diharap-kan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata, sehingga ma-teri pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik.
Penggunaan media dalam pembelajaran didasarkan pada konsep bahwa belajar dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain: dengan mengalami secara langsung (melakukan dan berbuat), dengan mengamati orang lain, dan dengan membaca serta mendengar.
B. Prosedur Pemilihan Media
Ada beberapa prinsip yang perlu Anda perhatikan dalam pemilihan me-dia, meskipun caranya berbeda-beda. Namun demikian ada hal yang seragam bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada afektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian inte-gral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi oleh:
Pertama, kompetensi dasar dan indikator apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran ataupun diklat. Dari kajian kompetensi dasar dan indikator tersebut bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
Kedua, materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertim-bangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbang-kan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.
Ketiga, familiaritas media dan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasa-an lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan.
Keempat, adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pe-milihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari se-jumlah media yang ada ataupun yang akan dikembangkan.
Bila kita akan merancang media, seyogyanya melalui tiga tahap utama, yaitu:
Pertama, define (pembatasan), dalam fase ini menyangkut rumusan tujuan, rancangan media apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam perancangan media yang menyangkut: bahan, materi, dana, serta aspek perancangan lainnya.
Kedua, develop (pengembangan), dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan media yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama.
Ketiga, evaluation (evaluasi), yaitu fase terakhir untuk menilai media yang sudah dikembangkan/dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kaji-an dengan pihak lain.
C. Karakteristik Media
Berdasarkan klasifikasinya karakteristik masing-masing media pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Media Grafis (Visual Diam)
2. Media Display
3.Gambar Mati yang Diproyeksikan
4. Media Audio
5. Media Komputer
Download Kompetensi Supervisi Akademik
>> Media Pembelajaran Dan Sumber Belajar <<
0 komentar :
Posting Komentar
Sebagai Manusia Biasa Saya Masih Banyak Kekurangan. Untuk Itu Kritik dan Saran Yang Membangun Dari Sobat Sangat Besar Saya Harapkan. Terima Kasih Kepada Sobat Yang Telah Meluangkan Waktu Untuk Berkomentar dan Mohon Maaf Jika Komentar Yang Menggunakan Pilihan 'Anonim', Terpaksa Harus Saya Abaikan, Karena “SPAM” Tidak Hanya Melanggar Hukum Tetapi Juga “BERDOSA”